Connect with us

Lampung Selatan

ketahanan pangan warga dan berkontribusi terhadap penurunan stunting di kabupaten Lampung Selatan.

Published

on

ketahanan pangan warga dan berkontribusi terhadap penurunan stunting di kabupaten Lampung Selatan

 

Ungkapselatan.com, Lampung Selatan –Diketahui, perkembangan penurunan stunting di Kabupaten Lampung Selatan sangat signifikan. Dimana prevalensi kasus stunting dari 30 persen pada tahun 2020 turun menjadi 9,9 persen pada tahun 2022. Dan pada tahun 2024, angka stunting Kabupaten Lampung Selatan berada di bawah 5 persen.

Nanang menyampaikan, penghargaan tersebut merupakan hasil kerja sama seluruh jajarannya terhadap pembangunan keluarga dan penurunan stunting di Bumi Khagom Mufakat .

“Alhamdulillah, ini hasil kerja dari seluruh jajaran. Semoga ini bisa menjadi pemacu semangat dalam menurunkan angka stunting di Kabupaten Lampung Selatan menjadi zero stunting,” kata Nanang.

Kendati demikian, lanjut Nanang, kerja keras dalam pembangunan keluarga, kesejahteraan, penurunan stunting dan bidang-bidang lainnya tidak hanya sampai pada penghargaan tersebut.

Menurut Nanang, diraihnya atau tidaknya suatu penghargaan, hal tersebut sudah menjadi kewajiban dirinya untuk terus melakukan peningkatan pelayanan terhadap masyarakat yang kedepannya harus terus semakin baik lagi.

“Mari bergotong-royong mengambil peran dan tanggung jawab sesuai dengan bidang masing-masing. Jadikan penghargaan ini sebagai motivasi bagi kita untuk melanjutkan pembangunan menuju program pembangunan keluarga berkualitas menuju Indonesia emas,” imbuhnya.

Hadir pula dalam acara tersebut, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Bintang Puspayoga, Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Dr. (HC) dr. Hasto Wardoyo, Sp. OG (K) serta kepala daerah gubernur, bupati/walikota se-Indonesia. (Sam/Kominfo)

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Lampung Selatan

Pekerja Proyek SPAM Di Desa Mekar Mulya Kecamatan Palas Abaikan K3

Published

on

By

Pekerja Proyek SPAM Di Desa Mekar Mulya Kecamatan Palas Abaikan K3

 

– Proyek perluasan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Lampung Selatan di Desa Mekar Mulya, Kecamatan Palas, menjadi sorotan warga. Pasalnya, pekerjaan yang telah berjalan beberapa waktu itu dinilai berjalan lamban dan belum menunjukkan perkembangan berarti di lapangan.

“Warga banyak bertanya, kenapa pekerjaan ini begitu lambat. Baru pemasangan tiang tower, pengalihan pipa belum sama sekali — jangankan sampai tersambung ke rumah-rumah,” ujar salah satu warga yang enggan disebut namanya, Jumat (10/10/2025).

Keluhan warga bukan tanpa alasan. Dari pantauan di lokasi, aktivitas pekerjaan tampak berjalan tidak maksimal. Padahal, proyek ini diharapkan segera selesai agar kebutuhan air bersih masyarakat dapat terpenuhi.

Ketika awak media mencoba mengonfirmasi keterlambatan tersebut, salah satu orang kepercayaan dari pihak rekanan pelaksana menjelaskan bahwa kendala utama terletak pada keterlambatan pengiriman material dari pemasok. Ia juga menyinggung bahwa pekerjaan di lapangan tidak menggunakan standar keselamatan Kesehatan kerja (K3).

“Ya gimana? Materialnya datang lambat. Saya disuruh langsung komunikasi ke Pak Tedy sebagai pelaksana. Semua arahan juga dari Pak Kades,” jelasnya.

Berdasarkan data yang diperoleh, proyek perluasan SPAM ini dikerjakan oleh PT Risky Utama Jaya Abadi dengan nilai kontrak Rp445.774.980,00, sesuai Nomor Kontrak 39/KTR/KONS-CK/DPUR-LS/APBD/2025. Adapun waktu pelaksanaan ditetapkan selama 120 hari kalender.

Saat ditanya terkait jumlah sambungan rumah (SR) yang mencapai 98 titik serta panjang jaringan pipa yang digali, pihak rekanan mengaku belum bisa memberikan keterangan pasti.

“Saya sendiri bingung, penggalian dan penyambungan ke rumah warga belum merata,” ujarnya.

Diketahui, proyek SPAM di Desa Mekar Mulya ini sebelumnya juga pernah dilaksanakan pada tahun 2024 oleh Dinas Perumahan dan Permukiman (Perkim) Lampung Selatan sebagai bagian dari program pemulihan dampak El Nino. Namun, pada tahun 2025 proyek tersebut kembali dilanjutkan di bawah Dinas PUPR Lampung Selatan.

Sayangnya, program lanjutan ini kini justru menuai sorotan publik karena progresnya di lapangan dinilai lambat dan tidak sesuai harapan masyarakat. Warga berharap pemerintah daerah dapat segera turun tangan agar pelaksanaan proyek ini berjalan lebih cepat dan tepat sasaran. ( Tim)

Continue Reading

Trending