Connect with us

Lampung Selatan

Petani Palas Keluhkan Sulitnya Penjualan Gabah, Dinas TPHP Belum ada Solusi

Published

on

Petani Palas Keluhkan Sulitnya Penjualan Gabah, Dinas TPHP Belum ada Solusi

Ungkapselatan.com, Palas — Petani di Desa Kalirejo, Kecamatan Palas, Kabupaten Lampung Selatan, mengeluhkan sulitnya menjual gabah hasil panen mereka. Keluhan ini mencuat setelah sebuah video berdurasi satu menit viral, memperlihatkan sejumlah ibu-ibu menyampaikan kesulitan mereka.

Salah satu petani, Wati, mengungkapkan bahwa sebanyak 40 karung padi miliknya belum terserap oleh pembeli selama 2 hari setelah panen.

“Gudangnya penuh, jadi padinya masih di rumah. Sudah saya tawarkan ke beberapa bos padi dengan harga enam ribu rupiah per kilogram, tapi tetap tidak ada yang mau,” kata Wati dalam video tersebut.

Menanggapi hal ini, Bendahara Gapoktan Tani Makmur Kalirejo, Sutarman, menyatakan bahwa pihaknya sebenarnya telah menyampaikan mekanisme penjualan gabah kepada 22 kelompok tani (poktan) di Kalirejo. Setelah menerima laporan keluhan, Sutarman langsung meninjau ke rumah petani dan berupaya mencari solusi.

Ia menghubungi salah satu mitra maklon Bulog, Gusti Putu Darmawan, namun Darmawan menolak menyerap gabah dengan alasan oven pengering miliknya penuh.

“Kalau padinya roboh, bilang ke petaninya supaya dijemur dulu. Setelah kering baru bisa kita ambil. Kalau diambil sekarang, padinya bisa rusak karena oven baru bisa dipakai empat hari lagi,” jelas Darmawan melalui sambungan telepon, Sabtu (19/4/2025).

Sutarman juga menghubungi KUPT Pertanian Palas, Uning, yang menyatakan dirinya akan segera berkoordinasi dengan pihak Bulog.

“Kita laporan ke Bulog dulu,” ujar Uning.

Sementara itu, suami Wati, Suyitno, berharap agar gabah miliknya tetap bisa diserap oleh pihak terkait.

“Kami mohon gabah kami tetap diserap, berapa pun harganya kami terima. Kami belum bayar upah ojek dan kombet,” keluhnya.

Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan (TPHP) Lampung Selatan, Bibit Purwanto, SP, M.M., saat dihubungi media melalui pesan WhatsApp, memberikan tanggapan singkat.

“Poktan mana Pak? Bisa minta nomor HP-nya? Biar tim satgas mencari solusi. Kita cari solusi, Pak,” balas Bibit Purwanto.

Hingga berita ini diturunkan, gabah milik petani Kalirejo belum juga terserap oleh pihak terkait. ( red )

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Lampung Selatan

Sekertaris Komisi ll DPRD Provinsi H. Aribun Sayunis Sulap Lahan Tambak Yang Terbengkalai Menjadi Sawah

Published

on

By

Sekertaris Komisi ll DPRD Provinsi H. Aribun Sayunis Sulap Lahan Tambak Yang Terbengkalai Menjadi Sawah

 

Ungkapselatan.com, Lampung Selatan – Upaya mendukung program ketahanan pangan nasional yang menjadi salah satu prioritas Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, mulai diimplementasikan secara nyata di Provinsi Lampung. Salah satunya melalui alih fungsi lahan tambak yang terbengkalai menjadi lahan pertanian produktif.

Sekretaris Komisi II DPRD Provinsi Lampung, H. Aribun Sayunis, S.Sos., MM., meninjau langsung lokasi eks tambak udang di Desa Bandar Agung, Kecamatan Sragi, pada Jumat (30/5/2025). Di lokasi tersebut, lahan tambak yang sebelumnya tidak produktif telah diubah menjadi lahan persawahan yang mulai menunjukkan hasil menggembirakan.

“Lahan tambak udang, tambak bandeng di daerah Ketapang dan Sragi terutama di Desa Bandar Agung, Berundung, Way Sidoasih, Way Sidomukti, dan Pematang Pasir, banyak yang tidak produktif. Kebanyakan sudah terbengkalai tiga hingga lima tahun. Seperti yang kita lihat ini, yang dulunya tambak udang pada 2018, sekarang kita alihfungsikan menjadi lahan pertanian. Ini baru kita coba, baru mau panen dan kelihatannya sudah membuahkan hasil,” kata Aribun.

Ia menjelaskan, alih fungsi ini telah berhasil diterapkan di wilayah Berundung, Kecamatan Ketapang, dengan luas lahan mencapai 80 hektare, serta di Desa Bandar Agung seluas 30 hektare.

“Sudah panen dua kali, hasil panennya tujuh ton per hektare dan untuk di Desa Bandar Agung ini ada 30 hektar yang sudah dijadikan lahan persawahan,” ujarnya.

Menurutnya, langkah ini selaras dengan program Astacita yang digaungkan Presiden Prabowo, yakni mencakup swasembada, hilirisasi, dan ketahanan pangan. Untuk mendukung keberhasilan program ini, ia mendorong pemerintah agar memberikan bantuan alat dan infrastruktur pertanian yang memadai.

“Karena lokasi di sini banyak bekas galian, maka kita minta pemerintah membantu dalam pencetakan lahan dan alat seperti traktor, combine harvester, termasuk pupuk agar petani yakin bahwa persawahan ini bisa produktif dan menjadi sumber penghasilan bagi mereka,” jelas Aribun.

Selain itu, Aribun juga menyoroti pentingnya sistem pengairan yang baik agar lahan persawahan tidak terpapar air payau.

“Kita ini kan dekat Way Sekampung. Bagaimana air Way Sekampung tidak terbuang ke laut, bagaimana memaksimalkannya agar air asin dari bawah tidak naik dan air tawar dari atas bisa tertahan atau terbendung. Tapi langkah awalnya, kita minta dari Way Pisang Sukapura agar dibangun Bendungan Punggung Gajah supaya airnya bisa masuk ke Siring Sukapura, lari ke Kuala Sekampung, dan masuk ke Bandar Agung. Kita minta juga nanti kepada Balai Besar agar di bawah Patung Udang dibangun bendungan besar irigasi yang bisa mengairi dua kecamatan, Sragi dan Ketapang, dengan luas lahan kurang lebih 12 ribu hektare,” pungkasnya. ( Mat )

Continue Reading

Trending